Senin, 22 Desember 2008

Kematian..adakah Menakutkan?

Musim hujan seperti biasa Jakarta tampak amburadul. Macet dimana mana, genangan air dibeberapa titik dan yang paling aneh ketika musim hujan malah perbaikan jalan baru dimulai, arogansi pengguna jalanpun mulai bermunculan. sepertinya satu sama lain tidak peduli dengan space yang ada, setiap orang sama sama punya kepentingan ingin secepatnya sampai ditujuan dan ingin lepas dari yang namanya kemacetan.
Akibat ketidaksabaran dan arogansi pengguna jalan sering kali berakibat fatal, tak jarang kalau kecelakaan yang kecil sekalipun berakibat fatal dengan yang namanya kematian. Hal ini selalu membuatku untuk selalu waspada semaksimal mungkin dalam setiap perjalananku, tapi entah kenapa pagi ini ketika hariku disambut oleh hujan gerimis dan suasana kelam, sepertinya ada bayang bayang gelap disuatu ruang yang tak terjangkau pikiranku. Kenapa ya?? kok suasana hatiku pun sepertinya sedang dalam berduka. Tapi entahlah..mungkin ini efek dari hujan dipagi hari yang membuatku enggan untuk beranjak memulai aktivitasku, apapun yang aku rasakan sepertinya dunia tidak mau tahu dan aku harus tetap melewati hari ini dengan semangat yang baru.
Memang hidup di Jakarta tidaklah muda sebagaimana saya harus berjuang ke kantor dengan suasana gerimis dan macet.
Thanks GOD 08.30, saya akhirnya sampai kantor "paling tidak masih dibawah Jam 09.00 pagilah"
Tiba tiba telp pertama masuk "bla bla bla bla.."
telp kedua masuk lagi "bla bla bla bla.."
sms pertama masuk "halah biasalah...sapaan sayang dari seseorang nun jauh disana.."
sms kedua masuk "ehm..biasa ortu yg selalu menanyakan pertanyaan klise..hahaha"
sms ketiga masuk "shalom, telah dipanggil pulang ke pangkuan BAPA DI SURGA hamba-NYA Bpk.Pdt. Tohap Sihotang Pukul 09.30 di RS harapan kita"

Ops..ehm..saya memang tidak begitu dekat dengan beliau secara emosional tapi saya kenal beliau dari kotbah kotbahnya yang kocak, lucu dan benar benar membuka logika gue tentang pemahaman firman Tuhan.
Dan hal yang paling gue ingat bangat sama beliau adalah "beliau tidak pernah takut dengan yang namanya kematian, dia begitu semangat kalau bercerita tentang pengalaman hidupnya menjalani kelainan jantung dan dia selalu menguatkan setiap orang untuk tetap semangat menghadapi perjalanan hidup sekalipun harus berhadapan dengan kematian. tidak banyak orang yang bisa seperti beliau". dan Hari ini ketika Pak Tohap memang sudah benar benar di panggil ke rumah Bapa Sorgawi aku belajar satu hal bahwa siap atau tidak siap setiap orang akan menghadapi dengan yang namanya kematian. Sekalipun itu menakutkan tapi kita harus menjalaninya..Selamat Jalan Pak Tohap, semoga apa yang sudah ditaburkan dalam pelayananmu selama ini bisa membawa banyak berkat buat banyak jiwa.

1 komentar:

Daters Cipinang mengatakan...

Aneh... Tanggal 25 Desember kemarin aku ke Gramedia Grand Indonesia dan membeli beberapa buku. Ada beberapa buku yang entah kenapa temanya agak sama padahal tidak kurencanakan; One Month to Live & Hari Itu Ketika Saya Meninggal. Kebetulan Dea temen gerejaku adalah keponakan kandung dari Pdt. Tohap, dan aku juga mendengar berita itu dari dia. Lalu ketika meminjam salah satu buku teman; Malaikat Jatuh dan kumpulan2 cerita lainnya dari Clara Ng, kebanyakan membahas soal kematian juga. Padahal ini adalah bulan dimana kita merayakan kelahiran Tuhan Yesus Kristus! Tapi itulah hidup kali ya bang, ada Alpha dan Omega, yang Awal dan yang Akhir, Lahir dan Mati, suka dan sedih. Toh kita tidak akan merasakan manfaat matahari bila malam tidak pernah datang, dan kita tidak akan pernah tahu indahnya warna-warna pelangi bila kita tidak merasakan hujan. Take care ya bang, Gbu!