Senin, 05 Januari 2009

BaBel

Bangka dan Belitung selalu identik dengan timah karena secara umum orang taunya kalau daerah tersebut adalah daerah tambang timah, tetapi sejak andrea hirata menceritakan kisah hidupnya lewat novel & film laskar pelangi maka daerah Belitung dan Bangka mulai banyak dikunjungi orang. Yah wajar saja karena ternyata kedua pulau ini menyimpan segudang keindahan pantai khususnya tanjung tinggi. Kali ini saya benar benar bersyukur karena saya masih bisa menikmati liburan akhir tahun sedikit lebih beruntung dibanding teman teman diproyek lain yang sudah diultimatum penguasa tertinggi “tidak boleh ada cuti” dan kali ini tujuan saya adalah Bangka dan Belitung. Rute perjalanan saya kali ini adalah :

Hari Pertama : Bandara Soekarno Hatta (tadinya mau naek speedboat, tetapi dengan pertimbangan ombak yang besar saya putuskan naek pesawat saja) à Bandara Tanjung Pandan à Hotel àSewa motor langsung menuju Pantai tanjung pendam, menikmati indahnya pemandangan pantai sampai matahari terbenam dan tentunya “photo photo juga dong” dan satu hal yg pasti menikmati wisata kuliner disekitar pantai à Hotel (istirahat untuk petualangan besoknya)

Hari Kedua : Tujuan Utama kami adalah “Tanjung Bingah – Bukit Berau dan Tanjung Tinggi (tempat syutingnya laskar pelangi” karena perjalanan harus ditempuh sendiri dengan motor sewaan jadi tidak ada salahnya kami melihat peta yang ada dihotel dan ternyata tempat yang akan kami tuju adalah satu arah dan hanya melewati beberapa desa sebelum sampai ditujuan. Belitung tempat yang menyenangkan buat para pendatang, kami tidak merasa asing karena sebagian besar penduduknya ramah dan bersahaja disamping itu kita tidak perlu repot repot cari akomodasi karena setiap penginapan menyewakan motor sebagai sarana transportasi dan tentunya harga per harinya sangatlah terjangkau. Menempuh perjalananpun sangatlah menyenangkan bahkan ketika kita butuh kepastian arah jalan, setiap orang yang kita tanyakan dengan senang hati menunjukkan arah yg kita inginkan.

Tanjung Bingah : Pantainya indah, airnya bersih dan kalau kita ingin bertualang dipulau pulau sekitarnya ada alternative persewaan perahu (rate 150 – 300 ribu per perahu)

Bukit Berau : Bukitnya bagus dan untuk sampai ketujuan kita juga masih melewati beberapa pantai

Tanjung Tinggi : Tempat syutingnya laskar pelangi, akhirnya kami tiba juga ditujuan Utama, jujur kami takjub dengan keindahan pantai tersebut, airnya benar benar jernih dan juga bedanya pantai ini dengan pantai lain adalah Batu batu besar yang terhampar di beberapa sudut pantai. Sebelum menikmati kesejukan dan kejernihan airnya saya sempat berpikir “betapa hebatnya Tuhan itu, ciptaannya begitu ajaib dan aku bersyukur bisa ada disana saat itu”. Tak bosan bosanya kami menikmati setiap sudut pantai, sepertinya tidak ada kata lelah lompat dari satu tempat ke tempat lain, tidak ada kata lelah pindah dari satu batu ke batu yang lain, sungguh takjub dan ajaib memang bahkan sampai menjelang magribpun rasanya tidak ingin untuk beranjak dari tempat itu. Satu hal yang mungkin disayangkan “tempat seindah itu belum dikelola dengan baik oleh pemerintah setempat, padahal saya membayangkan seandainya tempat itu dikelola dengan dengan baik maka akan semakin banyak lagi yang akan berkunjung dan tentunya akan meningkatkan income penduduk setempat”

Kami benar benar menikmati setiap detik dan setiap pemandangan yang ada tapi tanpa sengaja kami juga sempat mengalami hal yang tidak masuk akal “ketika kami ambil beberapa photo dengan pakai timer camera, ada satu photo “yang nampak hanya batu tempat kami duduk sementara kami tidak kelihatan seorangpun, memang aneh tapi itulah kenyataannya, heheheh ketika kejadian itu sebenarnya udah menjelang sore hari dan kami baru ingat bahwa dalam perjalanan ke tanjung tinggi, ketika kami menanyakan arah jalan ke salah satu bapak tua, sibapak tua menjawab dengan santainya “o..kearah sana, dipantai itu sudah banyak orang meninggal” tapi yeah sudah lah apapun yang terjadi itu menjadi pengalaman yang indah dalam perjalanan kami. Semoga aja tidak ada kaitan “omongan bapak tua itu dengan kejadian photo yang kami alami” Yang pasti kami benar benar puas menikmati keindahan pantai tanjung tinggi dan akhirnya kamipun tiba dihotel dengan selamat tanpa kurang sesuatuapapun. Kami harus istirahat karena besok paginya kami akan nyebrang ke Bangka pakai kapal cepat.

Hari ketiga : siap siap dari pelabuhan tanjung pandan menuju pangkal balam. Perjalanan sekitar 4 Jam dan selama 3 Jam perjalanan rasanya pusing dan mau muntah saja karena wangi dalam kapal benar benar aneh dan juga ombak yang besar, perutku semakin mual ketika awak kapal membagibagikan kantong plastic kesetiap penumpang (jaga jaga kalau muntah). Saya sempat bertanya kesalah satu awak kapal “biasa ya ombak begini?” dengan santainya dia menjawab “wah ini sih belum seberapa pak, santai aja..mending tidur aja biar gak muntah” aku coba tidur tapi tetap gak bisa, aku coba dengar koleksi music dari Ipod ku tapi tetap aja hati ini tidak tenang dengan goyangan ombak yang semakin tidak bersahaja. Hal lain yang membuat kepalaku pusing adalah “biar tiketnya kelas executive” kostum dan aroma penumpangnya juga benar benar tidak bersahaja “maaf…” aku dan teman beberapa kali menenangkan pikiran dengan menyemprotkan parfum supaya aroma sekitar bisa dieliminir tapi ternyata…ehm, aroma asli kapal dan penumpangnya benar benar tak terkalahkan. Tapi ya sudahlah..setelah 4 Jam perjalanan akhirnya kami sampai di Pangkal Balam, lega rasanya dijemput teman lama. Cerita akan banyak hal..kembali kami menikmati keindahan pantai padi yang ada dibangka..keliling keliling kota sambil cari oleh oleh selanjutnya wisata kuliner makanan khas Bangka. Tak terasa waktu begitu cepat berlalu dan kamipun harus ke airport karena harus kembali ke Jakarta dengan flight yang Jam 17.15

Dalam perjalanan pulang ke Jakarta keindahan pantai dan keanehan yang kami alami masih terbayang bayang dalam benakku. Perjalanan yang menyenangkan. Sampai ketemu dalam petualangan selanjutnya…

7 komentar:

Anonim mengatakan...

Waaaahhhhh, keren bgt pak...
Kyk-na seru tuh pergi ksana..
Tpi bau wangi kapal tuh kyk apa ya???

Anonim mengatakan...

wah pengalamannya seru mas,
jangankan orang yang baru datang, saya yang lama hidup di bangka enggak pernah bosan untuk menikmati alam bangka yang bagiku indah banget, kapan kapan datang lagi ke bangka ya......
selain pasir padi masih banyak yang lainnya yang lebih indah.....

Anonim mengatakan...

Very nice trip story ... at the nice place ... Thanks for the story shared ... tapi sayang gak sempet mancing ya ... ( kalau hobi mancing)

PROJECT mengatakan...

iya..gak sempet euy..lain kali mungkin karena saya juga hobby mancing

Anonim mengatakan...

Sip tuh ... kapan2 kita ntar bisa mancing bareng, kalau fotografphy sama Riwan aja, Kalau mancing bisa sama rombongan kita ntar, kalau mau dua2 nya ajak sama dua2 nya hehehe...

Tapi beneran seru mancing disini, ntar bulan februari abis imlek biasanya udah musim ke tengah lagi ... soalnya gelombang and angin dah agak reda.. kalau sekarang kita dipinggir2 aja, kalau nggak mancing di tuguk ( RUmah Bagan di sungai untuk nangkep ikan)

PROJECT mengatakan...

kalau suasana imlek disana rame gak?
ada semacam tradisi yg special?
pengen lihat juga suasana imlek disana..

Anonim mengatakan...

KaloImlek disini pasti selalu rame sekali, karena memang banyak etnis tionhoa di sini yang kehidupannya sudah membaur dengan masyarakat setempat (Malah sebenarnya harus dipertanyakan, penduduk asli Bangka itu etnis Thiong Hoa atau Melayu :P hehehe ). Aduh sayang banget aku telat ngebales comment nya, kalo gak mungkin "Cuap-cuap" bisa ikut menikmati serunya Imlek atau "kongian (bahasa Bangka) di babel ... Kayak lebaran2 gitu lah suasananya gak ada bedanya, cuma yang bedanya yang ngerayain nya aja, mana pas gerhana matahari lagi kemaren ... Pacar ku sandra dewi mudik gak ya? hehehe